Ada pertanyaan dari seorang teman lama, "Wi, jadi lo sekarang kerja di Borneo?"
Dan ketika saya jawab ya, dia bertanya lagi, "Borneo itu dimana?? Luar negeri bukan?? Gila keren lo udah nyampe luar negeri aja!"
Hahahaha. Salah kaprah ternyata.
Sama seperti Jakarta dengan Batavia, atau Bogor dengan Buittenzorg.
Kalo mau tau lebih dalam filosofinya, nama Borneo berasal dari kesultanan Brunei. Jadi pada jaman dahulu orang Eropa salah mengira bahwa kesultanan Brunei menguasai seluruh pulau, sehingga terbawalah kebiasaan menyebut pulau Kalimantan dengan Borneo. Padahal wilayah Indonesia sendiri mah namanya tetep Kalimantan.
Jadi, jangan salah kaprah dua kali yah hahaha
So, bagaimana ceritanya gue bisa jadi terdampar di pulau yang terkenal dengan julukan "Pulau Seribu Sungai" ini?
Sebenernya kalau mau jujur, gue akan jawab : keberuntungan. Tapi, sebenarnya lagi, gak ada yang namanya keberuntungan di dunia ini. Semua yang terjadi di bumi dan langit ini sudah menjadi kuasa dan kehendak Tuhan, bukan? Jadi gue ralat : "mungkin inilah cara Tuhan membalas setiap kepahitan gue selama ini."
Dari dulu, gue suka banget yang namanya kerja lapangan.Gue pengen banget bisa kerja di bidang pertambangan/perminyakan, atau kehutanan, perkebunan, pertanian. Gue suka banget ama yang namanya hutan, alam liar, kebun, sawah, yahh pokoknya yang berhubungan langsung ama alam atau lingkungan deh! Gue suka banget ngeksplor tempat atau daerah baru. Gue suka segala sesuatu yang menantang.
Maka, itu semualah yang membuat gue memiliki mindset : gue pengen banget kerja di luar pulau.
Luar pulau, luar pulau, luar pulau, itulah yang terulang-ulang dalam pala gue. Mimpi.Yap benar.
Bermimpilah, dan Tuhan akan memeluk mimpi-mimpimu - Andrea HirataTapi, gue ga selesai sampai di mimpi. Gue berdoa. Dan ada satu penyakit gue yang mendarah daging : kalo gue udah punya keinginan atau kemauan, pasti gue kejer ampe mampus.
Gue gampang berubah fikiran. Yap benar. Saat ini gue pengen itu, maka itu yang akan gue kejar. Dan gue pengen kerja ke luar pulau, maka mulailah gue berusaha ngeruk segala info dan nyebarin lamaran ke perusahaan-perusahaan yang cocok ama suara hati gue.
Sebulan. Gak ada panggilan. Nyerah? Jelas ngga. Gue nunggu. Ingat ya, menunggu bukan berarti menyerah.
Setahun. Masih gak ada panggilan. Baru gue ikhlas. Oh, mungkin emang bukan jodohnya.
Gue pun menyabarkan diri kerja di perusahan supplier di pulogadung. Dengan gaji yang sangat-sangat minim untuk kehidupan di jakarta yang kejamnya minta ampun, gue tetep melanjutkan hidup gue. Makan cuma sekali pun menjadi sesuatu yang biasa. Begitu hebatnya kuasa Tuhan yang menjaga gue tetap sehat ya.
Sampai akhirnya, setelah setahun, ada angin segar buat gue.
Herru, yang gue panggil Ngehe, temen karib jaman smakbo dulu yang membawa kabar berita itu, yang notabenenya sudah menjadi supervisor lab di sebuah perusahaan tambang emas di Kalimantan.
Doi bilang butuh asisten. Gue pun nanyain semua positif negatif di sana, gimana suasananya, apa aja fasilitas yang bakal gue dapet, pokoknya dalam semalem si Ngehe gue kupas abis sampe ke akar-akarnya!
Dengan senyum lebar, gue pun kirim email lamaran ke PT Ensbury Kalteng Mining itu.
Sebulan. Dua Bulan. Gak ada panggilan. Kecewa? Ya. Tapi yasudahlah. Gue ngikhlasin lagi.
Gue tetep percaya, bahwa ada 3 cara Tuhan mengabulkan doa hambaNya,
1. Mengabulkannya langsung
2. Menunda mengabulkannya
3. Tidak mengabulkannya, tapi menjanjikan dengan yang lebih baik.
Dan ternyata, kali ini Tuhan mengabulkan doa gue dengan yang nomer dua. Menundanya.
Jadi akhirnya lo diterima, wi?? Ya. Setelah dua bulan penantian gue akan Ensbury, dan setahun lebih penantian gue akan kerja di perusahaan tambang luar pulau, Tuhan mengabulkan doa gue.
Ensbury nelefon untuk interview. Dan sekali lagi, kalo Tuhan sudah berkehendak, segalanya menjadi mungkin. Semuanya berjalan dengan lancar. Gue langsung diterima. Perusahaan mau menyanggupi expected salary gue, yang sumpah, gue asal banget nulis minta segitu.
Dan dalam 2 minggu gue udah bisa mulai kerja. Gue harus dateng lagi sehari sebelum keberangkatan, untuk ngambil tiket pesawat, surat-surat, dan uang jalan. Uang jalan! Demi apa? Nginjekin kaki di labnya n apalagi kerja aja belom, gue udah dikasih uang jajan?? Semua-semua sudah diatur perusahaan. Kamar mess udah disiapkan, sopir menjemput dari bandara sudah, jadi gue tinggal packing barang, dan terbang !
Seneng? Lompat-lompat? Gak, gue cengo. HAHAHA
Ternyata bener kan, buahnya sabar itu manis :)
Oke itulah asal muasal kehidupan gue di Borneo sini.
Besok akan gue jelasin gimana amazingnya kehidupan Kalimantan yaaa :D
Bermimpilah, dan Tuhan akan memeluk mimpi-mimpimu - Andrea Hirata
Gak ada keberuntungan di dunia ini, semua hanyalah caranya Tuhan membalas setiap kepahitan dengan kemanisan - Dewi Anty Tamana Putri
No comments:
Post a Comment