Tuesday, August 28, 2012

The Time Traveler's Wife



Hey,  apakah kalian suka menonton film?
Dan apakah kalo kalian sedang mengalami suatu kondisi, kalian suka tiba2 keingetan sebuah film yang jalan ceritanya (atau nyaris) sama? Dan lalu sengaja malah menikmati kondisi itu dengan menonton ulang film tersebut? Tak peduli betapa jadulnya film itu atau sudah berapa kali kamu menontonnya, tapi kamu tetap berusaha mencari dan menontonnya kembali semata-mata mencapai...apa ya namanya? Satisfied, mungkin?

Yap, gue termasuk orang itu.

Seharian ini gue lagi mellow. Ga tau kenapa. Pms? Mungkin. Emang mau tanggalnya #abaikan.

Dan film yang seketika terbayang di benak gue dan langsung gue niatin mau gue tonton ketika gue sampe rumah yaitu : The Time Traveler's Wife.

Gue gak bilang  klo ini film bagus banget. Cuma, kalo lo  pernah atau sedang menjalani hubungan LDR (Long Distance Relationship), atau punya kekasih yang suka berpergian, jalan-jalan (traveller), atau bahkan suka ngilang tiba-tiba tanpa kabar, lo mesti nonton film ini.
Kenapa? Supaya lo belajar kesabaran yang dimiliki oleh Claire, tokoh utama perempuan di film ini.

Gue suka banget banget sama si Claire. Alasan gue suka dia bukan karena yang memerankan dia itu adalah Rachel McAdams yang notabene aktris favorit gue, tapi karena emang kepribadian dia di film ini keren banget.

The Time Traveler's Wife = Istri Si Penjelajah Waktu

Maksudnya apa?
Jadi begini ceritanya,..

Claire Abshire.
Seorang seniman. Cantik, muda, bertalenta, dan sehat. But let's see how magic the strength of love that can make her just stuck in love with one guy in this world, Henry De Tamble.
Perempuan yang memutuskan untuk  jatuh cinta pada hanya satu pria di dunia ini emang udah biasa. Bahkan cinta yang bertepuk sebelah tangan sekalipun. Bahkan ketika sang pria tak pernah mencintainya sedikitpun dan hanya mondar-mandir di kehidupan perempuan itu, tapi perempuan itu tetap menunggunya dengan setia pun, sudah biasa.
But, what if you are a guy with a rare genetic disorder? Would you still love him?

Henry, he's not same like the other guy. He's really not worth to be loved, because loving him is just same like hurting yourself for waiting someone who is not 'real'.

Henry punya kelainan genetik yang dibawa sejak lahir. Yang secara medisnya katanya disebut Chrono-Displacement, a causes that makes him to involuntarily travel through time.
Henry harus menjalani hidupnya di antara pergeseran waktu, melompat-lompat bolak-balik melalui jangka hidupnya, baik itu masa lalu ataupun masa depan. Dan itu semua di luar kendalinya. Dia mulai mengalami hal itu sejak umur 6 tahun, dalam suatu kecelakaan yang membuatnya kehilangan ibunya.

And there she is, Claire,  yang jatuh cinta pada Henry sepanjang hidupnya. Yap, Henry si time traveler. Time traveler yang bahkan tak tahu kapan dia harus pergi dan kembali. Time traveler yang ketika pergi hanya meninggalkan seonggok pakaian dan datang dalam keadaan telanjang karena bajunya berada di masa yang dia tinggalkan.

Claire pertama kali bertemu dengan Henry ketika dia berusia 6 tahun. Claire kecil sedang piknik di hutan dan Henry dewasa mendatanginya dari masa depan. Henry yang muncul tanpa busana meminta selimut pada Claire dan terpaksa menjelaskan bahwa dia adalah time traveler. Claire kecil yang cerdas tentu saja tak percaya, hingga akhirnya dia menyaksikan Henry menghilang depan matanya, lenyap di udara begitu saja, meninggalkan selimut Claire di tanah.

Sejak pertemuan pertama, Claire selalu menunggu Henry. Dan Henry selalu datang, meski tak selalu mulus sesuai yang diharapkan. Penantian Claire sangatlah setia. Dia mencatat setiap tanggal kapan Henry datang di buku diarinya. Bertahun-tahun. Hingga Claire dewasa. Dan mereka bertemu kembali di sebuah perpustakaan, Henry sama sekali tak mengenalinya, namun Claire? Jelas dia telah mengenal Henry sepanjang hidupnya, dan menanti momen ini. Ketika dia bertemu Henry dengan keadaan sama-sama dewasa.
Mereka pun berpacaran.
Semuanya sama sekali tak mulus. Henry sering tidak datang dalam janjinya , dan berkali-kali membuat Claire menunggu.  Bahkan ketika akhirnya Henry melamar Claire, tentu saja Claire menerimanya dengan senang hati, tapi yang Henry lakukan malah menghilang ketika sumpah depan pendeta akan diucapkan. Henry menghilang saat malam pertama mereka. Henry menghilang saat ini, saat itu. Berkali-kali. Dimanapun dan kapanpun. Ngilang! Wuss! Bayangkan itu terjadi pada pacar kalian deh!

But, you know what?? Claire tetap mencintainya ! Bah !

Bahkan ketika akhirnya Claire selalu saja keguguran, karena bayinya juga "jalan-jalan", mewarisi gen Henry, Claire hanya mampu menangis, tapi tak sedikitpun meninggalkan Henry. Meski menjadi ibu adalah keinginan terbesar dalam hidupnya. Oh God, mana ada perempuan yang tak ingin jadi ibu ? Apalagi karena bayinya "hilang" dalam kandungannya??

Puncak filmnya adalah ketika Henry melihat ke masa depan, bagaimana dia akan mati.
Dan gak akan gue ceritain gimana kelanjutannya. Hahaha
Iyalah, atuh ga penasaran dong nanti? Jadi silahkan nonton aja, ending filmnya lumayan menyedihkan, tapi kalo kalian ga pernah ngalamin rasanya selalu ditinggalin kaya Claire, mungkin ga sampe ngeluarin air mata sih kaya gue hahaha

Sebenernya ini film lama lho. Tahun 2009. Ini film juga sebenernya adaptasi dari novel. Penulisnya namanya Audrey Niffenegger. Katanya film ini Cuma ngangkat sepertiga dari keseluruhan novelnya. Makanya, gue penasaran banget pengen baca, pasti akan lebih mengharukan deh bisa tau gimana detilnya setiap Henry ninggalin Claire. Tapi sampe sekarang belum nemu novelnya :(

Yang paling berkesan dari film ini sih, ya itu tadi, karakter si Claire.
Cinta tak bersyarat dan cinta yang paling sabar, mungkin itu gelar yang Claire dapat dari cintanya ke Henry.


My Favourite Scene : Claire kecil dan Henry dari masa depan

Huah, harus banyak belajar lagi nih.
Masih kalah banyak sama Claire, hahaha :D

Sunday, August 26, 2012

Ngebolang Galeri Seni di Jakarta



Hari lumayan cerah di hari sabtu kemarin, gue memutuskan ngebolang Jakarta.
Tujuan awal gue, Galeri Nasional Indonesia, Museum Seni Rupa dan Keramik, dan kalo sempet Museum Gajah. Ya gue prioritasin buat datengin galeri dulu karena sbenernya gue tuh gatel banget pengen liat lukisan2 ! Sumpah deh!
Tapi ternyata keadaan busway pas gue transit di kampung melayu, kurang bersahabat. Rame boo. Semua orang pada mudik naik busway kayanya jaman sekarang. Karena di sekeliling gue banyak banget orang asing yg gue yakin bukan orang jakarta. Ada yang bawa ayam, nenek samping gue malah lagi nyirih, trus bapak2 deket gue iya sih hengponnya dakota, tapi ngomongnya Juawa tenan rek. Hahaha
Gue nyoba sabar2in diri dan asik2 aja dengan keadaan itu.
Apalagi sekarang gue punya sahabat baru di hp android gue, Peta :D
Yak sambil ngilangin bete gue kotak-katik lagi tuh google maps yang udah gue kotak-katik semaleman sebenernya. Berhubung ini gue bener2 pertama kalinya ngebolang ke museum, wajar dong gue berulang2 kali mastiin tuh lokasi dimana?
Gue turun dari busway di shelter senen. Menurut peta yang gue baca, gue harus ke gambir, karena lokasi Galeri Nasional di deket sono.
So gue ngelanjutin perjalanan nae  bus P7 Pulogadung-Grogol.
Sebel sebenernya setiap naik bus ini. Rasanya seperti tersedot ke masa lalu bersama ex. Huah.
Menghindari fikiran gue yang nginget2 masa lalu, akhirnya gue ngasikin diri buka2 peta lagi aja.
Sampe keasikan, dan gue malah kelewatan nyampe harmoni. Hiyyyah. Harusnya kan gue turun di gambir !
Mengutuki diri sendiri kenapa pake headset sehingga ga denger kenek neriakin gambir, gue pun turun.
Jiahh gimana dong iniiii, gue ga akan bisa balik ke gambir lagi, karena itu jalurnya kan satu arah, ga ada angkot balik dari sini ke sono lagi.

"Neng, ojek, neng?"

Huah masa harus naek ojek sih. Males nih. Doku woy doku.

Tukang Ojek : Mau kemana neng? Dianterin dah kemana aja neng mau.
Gue : Gratis yak?
Tukang Ojek : Kalo mau gratis, digendong aja ya? Klo nae motor kan pake bensin, masa gratis.
Gue : Yaudah gpp digendong juga. Deket ini koq.
Tukang Ojek : *ketawangakak* emang mao kemana sih? Monas??
Gue : Galeri Nasional, tau gak?
Tukang Ojek : Tauu, gambir situ kan? Ayo dah naek.
Gue : Berape?
Tukang Ojek : 15 dah
Gue : Ogah. Orang deket situ doang 15 bang. Kaga ada 5 menit kesitu.
Tukang Ojek : 10 rebu dah. Ini kan masih tarif liburan neng.
Gue : 7 rebu. Harga mati. *silangtangandidada*

Akhirnya dengan debat panjang dan si abangnya minta cium pipi segala dan gue ancem nanti anaknya di rumah bisulan, tuh abang ojek mau 7 rebu. Wakakak gue brhasil nawar setengah harga. Cihuy.

Sampe dengan selamat di Galeri Nasional. Cuma mencurigakan banget romannya tuh museum. SEPI banget gila.

Gue : Yah,, pak, tutup ya??
Para satpam : Iya tutup sayang. Kamu ngapain kesini ? -->pertanyaan macam apa ini
Gue : Ya mau masuk museum lah pak. Katanya buka tiap hari sampe jam 5.
Satpam : Ya tapi kan ini masih termasuk libur lebaran say haha
Gue : Dih, ga adil banget. Ini kan udah bukan tanggal merah!
Satpam : Ya tapi kan orang2nya masih pada mudik dong sayang haha
Gue : *jungkirbalikgondok*
Satpam : Emang mau ngapain sih?? Koq sendirian?? Darimana?
Gue : Dari jauh nih pak, tolong doong paak, kasi dispensasi sama saya buat boleh masuuuk, plis...
Satpam : Hahaha sini sini masuk, ngopi dulu sini *gubrak*

Dan walhasil gue beneran malah ngopi2 di sana dan berbincang2.
Niat gue buat lanjut ke 2 museum berikutnya langsung luntur karena kata mereka semua museum pasti sama pada tutup juga. Dan baru buka selasa nanti.
Gondok sih. Udah jauh2. cape2. niat pengen masuk museum, tapi malah tutup. Tapi gapapa lah,  hikmahnya dapet temen baru satpam museum dan kopi gratis plus bakpia oleh2 dari salah satu mereka hahaha.

Akhirnya gue mutusin buat banting stir aja ke pasaraya grande blok M.
Dulu gue langganan kesono. Bokap yang ngasih tau itu tempat, karena dulu gue suka banget gambar.
Di lantai 3 dan 4nya itu full jualan barang2 seni dan lukisan!

Huaaah surga gue dah pokoknya!


Senangnya gue bisa nyempetin diri nginjekin kaki kesono lagi.
Cape gue langsung hilang dah.
Fresh dan free banget rasanya bisa liat smua lukisan2 di sana yang bagus2.
Coba ada temen yang suka lukisan juga ya, pasti seru kalo bisa ada temen ngobrolin lukisannya.
Gue kan ga jadi segitu anehnya ngomong dan terkagum2 sendiri hehehe
Sayang itu kan mall,  jadi ga boleh difoto2, yaudah deh gue cuma bisa curi2 jepret klo pramuniaganya ga ada di sekitar gue. 
Dan agak sulit, karena pramuniaganya justru ramah2 dan ganteng2, jadi gue malah betah ditemenin hahaha






Gue pengeeeeen bannget ngelukis di atas kanvaaas...
Hope someday can be come true yah, guys :)

Masa Kecil Anak Tahun 1995 vs 2012


    Hei guys, pada punya adek ga?
    Atau ga pastinya sering ngeliat anak kecil jaman sekarang kelakuannya kaya gimana dong..
    Paling gampang ambil aja contoh di mall. Anak kecil terdekat anda pasti pegangan maenannya ga jauh2 dari psp, tab, atau bb.
    Padahal dulu gue mah waktu seumuran mereka, maenan yang gue rewelin dan harus selalu dibawain bokap gue klo pulang kerja cuma satu : puzzle.
    Jaman emang udah berubah banget yah.
    Pasti semua orang tujuannya ga jauh2 dari mall, fashion store, selular store, furniture store, cafe, dll. Huah.
    "Jaman sekarang mah udah gak ada cowo yang mau diajakin jalan2 ke museum yah? Fine, ngebolang sendiri aja :D" 
    Seperti itu bunyinya status fesbuk gue hari jumat kemarin.
    Tiba2 aja jumat malem itu bukannya dapet wangsit buat yasinan gue malah dapet wangsit buat jalan2 ke museum.
    Tempat yang berkategori museum yang udah pernah gue datengin sampe umur gue yg udah 21 ini baru 3, yaitu :
    1. Monas (tamannya doang, naek ke atasnya aja belom pernah, boro2 museum di bawahnya)
    2. Kota Tua (foto2 di luarnya doang, of course)
    3. Taman Makam Pahlawan Nasional Kalibata (karena kakek gue dimakamin di sana)

    Miris ga sih ?

    Yayaya gue tau dari ke-3nya itu ga ada yang termasuk museum yak?
    Yah.. Beginilah, si dewi kecil ga pernah ikutan waktu karyawisata di TK atau SD-nya.
    Dilarang mati2an ama bokap, karena klo sampe gue bandel dan ngikut, gue sendiri yg harus terima akibatnya bakal bengek 2 hari 3 malem gara2 asma gue.
    Masa kecil kurang bahagia? Mungkin.
    Gue baru nginjekin kaki di monas (oke ralat, taman monas) di umur 17 bersama temen2 kosan smakbo.
    Gue baru ngerasain pertama kali nginjekin kaki di kebun binatang dan ngeliat gajah secara langsung di umur gue 20 taun kemarin.
    Gue bahkan belom pernah ngelilingin taman mini, gue baru nginjekin kaki pertama kali di taman mini kemarin karena ada acara anniversary kantor gue kesana, dan itu pun Cuma stuck di satu titik aja.
    Hahaha yah intinya gue gak pernah ke tempat2 kaya museum gitu.
    Iya emang sekarang asma gue mah udah ga masalah dan gue udah bisa jalan2 kemana aja, tapi gak ada yang ngajakin gue buat ke museum.
    Apalagi jaman sekarang, di saat gadget udah kaya kacang goreng yang semua orang bisa dapetin dimana aja, mana adaaaa lagi yg kepikiran ama museum?? Ama barang2 bersejarah? Ama barang2 seni?
    Yang dipeduliin jaman sekarang itu kan gimana agar barangnya ga lemot, gimana agar barangnya bisa diupgrade, bisa akses ini, bisa akses itu, bisa pake aplikasi ini, aplikasi itu. Huah.

    So, trus kenapa gue tiba2 kepikiran?
    Karena dari  selasa-jumat kemarin asma gue tuh kambuh. Kecapean gara2 bolak balik jakarta depok pas lebaran kayanya. Biasa, tubuh gue kan gak bisa shock.
    Jadi deh ke flashbek smua kenangan2 bengek lama waktu masih bocah dulu (hahahapasih)

    Tapi jumat gue udah sehatan dan gue memutuskan untuk jalan2 ke museum hari sabtunya!

    Nanti malem gue ceritain kisah kocak seharian gue ngebolang jakarta ya !
    *brb mandi, seharian masih nempel ama kasur*