Hey, apakah kalian suka menonton film?
Dan apakah kalo
kalian sedang mengalami suatu kondisi, kalian suka tiba2 keingetan sebuah film
yang jalan ceritanya (atau nyaris) sama? Dan lalu sengaja malah menikmati
kondisi itu dengan menonton ulang film tersebut? Tak peduli betapa jadulnya
film itu atau sudah berapa kali kamu menontonnya, tapi kamu tetap berusaha
mencari dan menontonnya kembali semata-mata mencapai...apa ya namanya?
Satisfied, mungkin?
Yap, gue termasuk
orang itu.
Seharian ini gue
lagi mellow. Ga tau kenapa. Pms? Mungkin. Emang mau tanggalnya #abaikan.
Dan film yang seketika terbayang di benak gue dan langsung gue niatin mau gue tonton ketika gue sampe rumah yaitu : The Time Traveler's Wife.
Gue gak bilang klo ini film bagus banget. Cuma, kalo lo pernah atau sedang menjalani hubungan LDR
(Long Distance Relationship), atau punya kekasih yang suka berpergian, jalan-jalan
(traveller), atau bahkan suka ngilang tiba-tiba tanpa kabar, lo mesti nonton film ini.
Kenapa? Supaya lo
belajar kesabaran yang dimiliki oleh Claire, tokoh utama perempuan di film ini.
Gue suka banget
banget sama si Claire. Alasan gue suka dia bukan karena yang memerankan dia itu
adalah Rachel McAdams yang notabene aktris favorit gue, tapi karena emang
kepribadian dia di film ini keren banget.
The Time Traveler's
Wife = Istri Si Penjelajah Waktu
Maksudnya apa?
Jadi begini
ceritanya,..
Claire Abshire.
Seorang seniman.
Cantik, muda, bertalenta, dan sehat. But let's see how magic the strength of
love that can make her just stuck in love with one guy in this world, Henry De
Tamble.
Perempuan yang
memutuskan untuk jatuh cinta pada hanya
satu pria di dunia ini emang udah biasa. Bahkan cinta yang bertepuk sebelah
tangan sekalipun. Bahkan ketika sang pria tak pernah mencintainya sedikitpun
dan hanya mondar-mandir di kehidupan perempuan itu, tapi perempuan itu tetap
menunggunya dengan setia pun, sudah biasa.
But, what if you are
a guy with a rare genetic disorder? Would you still love him?
Henry, he's not same
like the other guy. He's really not worth to be loved, because loving him is
just same like hurting yourself for waiting someone who is not 'real'.
Henry punya kelainan
genetik yang dibawa sejak lahir. Yang secara medisnya katanya disebut
Chrono-Displacement, a causes that makes him to involuntarily travel through
time.
Henry harus
menjalani hidupnya di antara pergeseran waktu, melompat-lompat bolak-balik
melalui jangka hidupnya, baik itu masa lalu ataupun masa depan. Dan itu semua
di luar kendalinya. Dia mulai mengalami hal itu sejak umur 6 tahun, dalam suatu
kecelakaan yang membuatnya kehilangan ibunya.
And there she is,
Claire, yang jatuh cinta pada Henry
sepanjang hidupnya. Yap, Henry si time traveler. Time traveler yang bahkan tak
tahu kapan dia harus pergi dan kembali. Time traveler yang ketika pergi hanya
meninggalkan seonggok pakaian dan datang dalam keadaan telanjang karena bajunya
berada di masa yang dia tinggalkan.
Claire pertama kali
bertemu dengan Henry ketika dia berusia 6 tahun. Claire kecil sedang piknik di
hutan dan Henry dewasa mendatanginya dari masa depan. Henry yang muncul tanpa
busana meminta selimut pada Claire dan terpaksa menjelaskan bahwa dia adalah time
traveler. Claire kecil yang cerdas tentu saja tak percaya, hingga akhirnya dia
menyaksikan Henry menghilang depan matanya, lenyap di udara begitu saja,
meninggalkan selimut Claire di tanah.
Sejak pertemuan
pertama, Claire selalu menunggu Henry. Dan Henry selalu datang, meski tak
selalu mulus sesuai yang diharapkan. Penantian Claire sangatlah setia. Dia
mencatat setiap tanggal kapan Henry datang di buku diarinya. Bertahun-tahun.
Hingga Claire dewasa. Dan mereka bertemu kembali di sebuah perpustakaan, Henry
sama sekali tak mengenalinya, namun Claire? Jelas dia telah mengenal Henry
sepanjang hidupnya, dan menanti momen ini. Ketika dia bertemu Henry dengan
keadaan sama-sama dewasa.
Mereka pun
berpacaran.
Semuanya sama sekali
tak mulus. Henry sering tidak datang dalam janjinya , dan berkali-kali membuat
Claire menunggu. Bahkan ketika akhirnya
Henry melamar Claire, tentu saja Claire menerimanya dengan senang hati, tapi
yang Henry lakukan malah menghilang ketika sumpah depan pendeta akan diucapkan.
Henry menghilang saat malam pertama mereka. Henry menghilang saat ini, saat
itu. Berkali-kali. Dimanapun dan kapanpun. Ngilang! Wuss! Bayangkan itu terjadi
pada pacar kalian deh!
But, you know what??
Claire tetap mencintainya ! Bah !
Bahkan ketika
akhirnya Claire selalu saja keguguran, karena bayinya juga
"jalan-jalan", mewarisi gen Henry, Claire hanya mampu menangis, tapi
tak sedikitpun meninggalkan Henry. Meski menjadi ibu adalah keinginan terbesar
dalam hidupnya. Oh God, mana ada perempuan yang tak ingin jadi ibu ? Apalagi
karena bayinya "hilang" dalam kandungannya??
Puncak filmnya
adalah ketika Henry melihat ke masa depan, bagaimana dia akan mati.
Dan gak akan gue
ceritain gimana kelanjutannya. Hahaha
Iyalah, atuh ga
penasaran dong nanti? Jadi silahkan nonton aja, ending filmnya lumayan
menyedihkan, tapi kalo kalian ga pernah ngalamin rasanya selalu ditinggalin
kaya Claire, mungkin ga sampe ngeluarin air mata sih kaya gue hahaha
Sebenernya ini film
lama lho. Tahun 2009. Ini film juga sebenernya adaptasi dari novel. Penulisnya
namanya Audrey Niffenegger. Katanya film ini Cuma ngangkat sepertiga dari
keseluruhan novelnya. Makanya, gue penasaran banget pengen baca, pasti akan
lebih mengharukan deh bisa tau gimana detilnya setiap Henry ninggalin Claire.
Tapi sampe sekarang belum nemu novelnya :(
Yang paling berkesan
dari film ini sih, ya itu tadi, karakter si Claire.
Cinta tak bersyarat
dan cinta yang paling sabar, mungkin itu gelar yang Claire dapat dari cintanya
ke Henry.
My Favourite Scene : Claire kecil dan Henry dari masa depan |
Huah, harus banyak belajar lagi nih.
Masih kalah banyak sama Claire, hahaha :D